Axtekno – Superintelligence Menurut Zuckerberg, Bukan Cuma Soal Robot Pintar!
Pernah nggak sih kamu ngebayangin punya asisten super canggih yang bisa bantuin kamu mikir, belajar, bahkan bikin keputusan? Mark Zuckerberg, si bos Meta itu, punya visi yang keren banget tentang “personal superintelligence.” Tapi, ini bukan sekadar bikin robot pintar yang bisa nyapu rumah atau masak mie instan ya. Lebih dari itu! Zuckerberg pengen superintelligence ini jadi alat buat memberdayakan diri kita sendiri, biar kita bisa maju lebih cepat lagi sebagai manusia. Seriusan, ini bukan omong kosong belaka!
Superintelligence Ala Zuckerberg: Pemberdayaan, Bukan Otomatisasi
Jadi gini, Zuckerberg itu pengen superintelligence ini jadi kayak “super-power” buat setiap orang. Bukan buat ngambil alih pekerjaan kita atau bikin kita jadi ketergantungan sama teknologi. Bayangin aja, kamu punya asisten AI yang ngerti banget minat kamu, bisa bantuin kamu riset, nulis, atau bahkan ngembangin ide-ide gila kamu. Keren, kan? Nah, visi Zuckerberg itu lebih ke arah situ. Pemberdayaan, bukan otomatisasi total.
Visi Meta: Superintelligence untuk Semua Orang
Meta pengennya, superintelligence ini bisa diakses sama semua orang, bukan cuma buat perusahaan gede atau orang-orang kaya aja. Mereka percaya, dengan adanya alat ini, setiap orang punya kesempatan yang sama buat bikin perubahan di dunia. Mereka bisa ngembangin solusi buat masalah-masalah yang mereka peduliin, entah itu masalah lingkungan, pendidikan, atau kesehatan. “Visi Meta adalah menghadirkan superintelligence pribadi ke semua orang,” gitu kata Zuck di blognya. Intinya sih, Meta pengen semua orang bisa punya “agen” pribadi yang bisa bantuin mereka bikin dunia jadi tempat yang lebih baik.
Perbedaan Konsep Superintelligence Meta dengan yang Lain
Nah, yang bikin beda visi Meta ini sama yang lain adalah fokusnya itu. Kebanyakan orang mikirnya superintelligence itu buat otomatisasi semua pekerjaan, biar manusia tinggal leha-leha aja. Tapi Zuckerberg mikirnya beda. Dia percaya, kemajuan manusia itu datang dari aspirasi individu. Jadi, superintelligence ini harusnya bantuin kita ngejar mimpi kita masing-masing, bukan malah bikin kita jadi pengangguran massal. “Di Meta, kami percaya bahwa mengejar aspirasi individu adalah kunci kemajuan kami,” jelas Zuck. Bener juga sih, kalau semua kerjaan diambil alih robot, terus kita ngapain? Bingung juga kan ya?
Aspek Keamanan dalam Pengembangan Superintelligence
Tapi, ngembangin teknologi secanggih ini tentu ada risikonya. Zuckerberg sadar betul soal itu. Dia bilang, superintelligence bisa menimbulkan masalah keamanan baru. Makanya, Meta harus hati-hati banget dalam mitigasi risiko dan nentuin hal-hal apa aja yang boleh di-open source. Soalnya, kalau teknologi ini jatuh ke tangan yang salah, bisa bahaya juga kan? Kita nggak mau kan, superintelligence malah dipake buat nyebarin berita bohong atau melakukan tindakan kriminal? Ya nggak lucu lah!
Ambisi Zuckerberg dalam Pengembangan AI
Zuckerberg emang ambisius banget soal pengembangan AI ini. Kayaknya dia nggak mau kalah sama perusahaan teknologi lain kayak OpenAI atau Google. Dia pengen Meta jadi yang terdepan dalam inovasi AI. Serius, dia kayak lagi ngebut banget nih!
Akuisisi Scale AI dan Perekrutan Alexandr Wang
Salah satu langkah yang diambil Zuckerberg adalah mengakuisisi perusahaan pelabelan data Scale AI. Dia juga merekrut CEO Scale AI, Alexandr Wang, buat ikut ngembangin AI di Meta. Kayaknya dia pengen punya tim yang super solid buat ngejar mimpinya ini.
Pembentukan Meta Superintelligence Labs (MSL)
Nah, buat mewujudkan ambisinya itu, Zuckerberg ngebentuk unit bisnis baru bernama Meta Superintelligence Labs (MSL). MSL ini fokusnya ya buat ngembangin model AI dasar, termasuk Llama open-source. Jadi, MSL ini kayak “dapur” tempat Meta ngeracik superintelligence mereka.
Jajaran “Jagoan AI” yang Direkrut Meta
Buat ngejalanin MSL ini, Zuckerberg nggak main-main. Dia nge-rekrut jajaran “jagoan AI” dari berbagai perusahaan, termasuk OpenAI, Google, dan Apple. Alexandr Wang dari Scale AI ditunjuk jadi pemimpin MSL. Ada juga mantan CEO GitHub, Nat Friedman, dan sederet ahli AI lainnya yang digaji gede-gedean. Ya iyalah, namanya juga jagoan, harus dikasih fasilitas yang oke dong!
Pembajakan Pakar AI dari Apple
Eh, nggak cuma itu aja. Meta bahkan dikabarin “membajak” pakar AI dari Apple! Kabarnya, salah satu talenta AI Apple, Bowen Zhang, udah pindah ke Meta. Zhang ini sebelumnya kerja di tim Apple Foundation Model (AFM) yang fokus ngembangin teknologi inti dari Apple Intelligence. Wah, persaingan makin panas nih kayaknya!
Intinya, Zuckerberg punya visi yang keren banget soal superintelligence. Dia pengen teknologi ini jadi alat buat memberdayakan kita semua, bukan cuma buat otomatisasi pekerjaan. Tapi, ngembangin teknologi ini juga ada risikonya. Meta harus hati-hati banget dalam mitigasi risiko dan nentuin hal-hal apa aja yang boleh di-open source. Jadi, gimana menurut kamu? Apakah visi Zuckerberg ini bakal jadi kenyataan? Atau cuma sekadar mimpi di siang bolong? Share pendapat kamu di kolom komentar ya! Kita diskusi santai aja. Siapa tahu dari sini malah muncul ide-ide brilian kan? ***