Tingkat Kesadaran Keamanan Email di Asia Tenggara dan Perbandingannya dengan Wilayah Lain

 Tingkat Kesadaran Keamanan Email di Asia Tenggara dan Perbandingannya dengan Wilayah Lain

Axtekno - Laporan terbaru tentang kesadaran keamanan email di Asia Tenggara menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain di dunia. Data ini berasal dari laporan “State of Email Security Awareness Report 2023”, yang mengungkap hasil survei terhadap lebih dari 400 responden dari berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Skor kesadaran keamanan email di Asia Tenggara tercatat sebesar 43,2%, lebih tinggi dibandingkan Timur Tengah dan Afrika (40,7%) serta Amerika Selatan (39,9%).

{getToc} $title={Daftar isi}

Ancaman Keamanan Email di Asia Tenggara

Keamanan email menjadi salah satu komponen utama dalam menjaga keamanan siber di seluruh dunia. Email sering kali menjadi pintu masuk bagi berbagai ancaman siber seperti phishing dan spoofing, yang dapat mengakibatkan pencurian data atau pembobolan informasi sensitif. Oleh karena itu, kesadaran akan ancaman ini sangat penting, terutama di kawasan yang menunjukkan aktivitas ekonomi dan digital yang pesat seperti Asia Tenggara.

Deteksi Anomali Perilaku Email dan Perlindungan Data

Salah satu temuan penting dari laporan ini adalah bahwa Asia Tenggara memimpin dunia dalam hal deteksi anomali dalam perilaku email dan perlindungan data dalam berbagi file. Sektor-sektor tertentu seperti teknologi dan pendidikan menunjukkan tingkat kesadaran yang sangat tinggi, sementara sektor lain seperti manufaktur dan layanan kesehatan masih tertinggal dalam beberapa aspek keamanan email.

Analisis Kesadaran Keamanan Email di Berbagai Sektor

1. Sektor Teknologi dan Pendidikan: Pionir dalam Kesadaran Keamanan

Sektor teknologi menunjukkan kesadaran yang tinggi dalam perlindungan data saat berbagi file, dengan tingkat kesadaran mencapai 62%. Hal ini menunjukkan fokus yang jelas pada perlindungan data sensitif dalam industri ini. Di sisi lain, sektor pendidikan juga menonjol dengan kesadaran tinggi pada berbagai jenis ancaman, terutama dalam hal otentikasi dan kontrol akses serta deteksi anomali dalam perilaku email.

Namun, kedua sektor ini masih memiliki ruang untuk peningkatan dalam area seperti verifikasi identitas email dan pengamanan terhadap lampiran email yang berpotensi berbahaya.

2. Sektor Layanan Kesehatan: Rentan terhadap Ancaman Siber

Laporan tersebut juga menyoroti kerentanan sektor layanan kesehatan. Tingkat kesadaran terhadap lampiran email yang berpotensi berbahaya hanya sebesar 34%, menunjukkan bahwa sektor ini menjadi sasaran empuk bagi serangan siber berbasis email. Lebih mengkhawatirkan lagi, hanya 29% responden dari sektor ini yang menyadari pentingnya verifikasi identitas email, yang semakin menegaskan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan praktik keamanan email di sektor ini.

3. Sektor Pemerintahan: Kesenjangan dalam Verifikasi Identitas

Sektor pemerintahan juga tergolong rentan, terutama dalam hal verifikasi identitas email dan keamanan konten web dan URL, yang masing-masing mencatatkan kesadaran sebesar 29% dan 34%. Kesenjangan ini menunjukkan bahwa pemerintah perlu segera mengadopsi protokol keamanan yang lebih ketat untuk mencegah serangan siber.

4. Sektor Manufaktur: Perlu Inisiatif Keamanan Siber yang Lebih Kuat

Sektor manufaktur, yang memiliki aset digital dan fisik yang sangat berharga, menunjukkan tingkat kesadaran keamanan email yang paling rendah. Kesadaran terhadap keamanan konten web dan URL hanya sebesar 27%, dan dalam hal perlindungan data saat berbagi file, angka ini hanya mencapai 29%. Ini menandakan bahwa sektor manufaktur membutuhkan prakarsa keamanan siber yang lebih menyeluruh guna melindungi data dan aset industri yang kritis.

Kesenjangan antara Perusahaan Besar dan UKM dalam Kesadaran Keamanan Email

Terdapat kesenjangan yang mencolok dalam kesadaran keamanan email antara perusahaan besar dan usaha kecil menengah (UKM) di Asia Tenggara. UKM hanya mencatat skor kesadaran sebesar 40%, jauh tertinggal dari perusahaan besar yang mencatat 51,1%.

Perusahaan besar di Asia Tenggara menunjukkan kesadaran yang lebih baik dalam deteksi anomali email dan perlindungan data dibandingkan dengan Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Selatan. Namun, mereka masih tertinggal dari perusahaan di kawasan maju seperti Amerika Utara, Australia/Selandia Baru, dan Eropa.

UKM di wilayah ini perlu meningkatkan kesadaran mereka, terutama jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya seperti India, yang mencatat kesadaran sebesar 42%. Inisiatif pelatihan dan pendidikan keamanan siber perlu ditingkatkan agar UKM tidak menjadi sasaran empuk bagi serangan siber.

Pengaruh Pengalaman terhadap Kesadaran Keamanan Email

1. Profesional Senior (11-20 Tahun Pengalaman)

Karyawan dengan pengalaman antara 11 hingga 20 tahun di Asia Tenggara menunjukkan tingkat kesadaran tertinggi di wilayah ini, mencapai 54%. Meskipun angka ini masih tertinggal dari wilayah maju seperti Amerika Utara dan Australia, mereka unggul dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Selatan.

2. Eksekutif Senior (Lebih dari 20 Tahun Pengalaman)

Eksekutif senior justru menunjukkan penurunan dalam kesadaran keamanan email, dengan hanya mencatatkan skor sebesar 45%, turun dari tahun sebelumnya. Penurunan ini menunjukkan bahwa bahkan para eksekutif dengan pengalaman puluhan tahun memerlukan pembaruan pengetahuan terkait ancaman siber modern.

3. Pendatang Baru dalam Dunia Kerja

Pendatang baru dalam dunia kerja mencatat skor kesadaran sebesar 30%, sejalan dengan pekerja baru di wilayah lain seperti India, Timur Tengah, dan Afrika. Namun, kesenjangan sebesar 24,6% antara pekerja baru dan profesional senior menunjukkan bahwa pelatihan yang disesuaikan dengan tingkat pengalaman sangat diperlukan di kawasan ini.

Laporan ini menunjukkan bahwa Asia Tenggara telah membuat langkah signifikan dalam meningkatkan kesadaran akan keamanan email. Namun, kesenjangan antara sektor-sektor, ukuran perusahaan, dan tingkat pengalaman masih jelas terlihat. Langkah-langkah keamanan siber yang lebih spesifik untuk industri, serta inisiatif pelatihan yang berkelanjutan, diperlukan untuk memastikan bahwa wilayah ini dapat lebih tangguh dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks. Axtekno

Previous Post Next Post